Labels

8 Mar 2017

REFLEKSI. Filsafat manusia perbendingan antar dua tokoh filsafat


A.    Eksistensialisme Jean Paul sartre

Eksistensialisme Jean Paul Sartre adalah salah satu aliran eksistensialisme yang diciptakan oleh Jean Paul sartre. Aliran tersebut dipengaruhi oleh 3 pemikiran pokok yaitu Marxisme, eksistensialisme dan fenomenologi. Eksistensialisme Sartre sebenarnya bukanlah sebuah aliran akan tetapi sebuah gerakan perlawanan terhadap aliran filsafat tradisional, yang didalamnya membahas tentang manusia dan kebebasanya untuk menjadi Tuhan.

Eksistensialisme Sartre dibagi menjadi 5 bagian. 1. La Nause sebenarnya adalah sebuah judul novel yang diciptakan oleh Sartre yang menggambarkan seseorang dalam hidupnya secara tiba-tiba melihat sekelilingnya yang begitu membosankan hingga menimbulkan rasa mual. Lalu pada saat manusia sadar bahwa dirinya dan seluruh kenyataanya adalah beban baginya maka seakan-akan diri seorang tersebut merasa tertindas dan membuat manusia tersebut menjadi mual . itulah yang disebut Sartre sebagai Nause.

2. L’etre-en-soi. Arti yang lurus dari etre adalah sesuatu yang ada. Namun sartre mebicarakan hal ini sebagai realitas. Realitas adalah barang yang ada seperti manusia mengenal bumi karena manusia hidup di bumi. Jika diterjemahkan dalam istilah L’Etren-en-soi berarti pengada yang tidak sadar. Dia tidak sadar akan dirinya sendiri, tidak mampu memikirkan ataupun menganalisis mengaa dia ada. 

3. L’etre-pour-soi.... ? belum

4. La Liberta berarti merdeka. Sartre menyatakan bahwa manusia dapat menguasai dirinya ecara bebas.dan menurutnya hidup dan kemerdekaan pada dasarnya adalah sia-sia belaka.

5. L’autrui, berbicara mengenai hubungan manusia dengan sesama manusia. Menurut sartre hal tersebut adalah mutlak dan dalam berhubungan dengan manusia lain tentu adanya konflik dan oermusuhan yang terjadi secara terus menerus.

B.     Filsafat modern Fredrich Wilhem Nietzsche

Filsafat Nietzsche ialah filsuf yang berfikir secara unuk dan menyampaikannya secara unik pula. Keunukanya itu akhirnya menjadikan dirinya begitu istimewa bagi dunia filsafat. Pemikiranya tak pernah dapat dilepaskan dari latar belakang kehidupanya. Bahkan, tanpa ragu-ragu dia bercerita tentang kehidupannya di dalam tulisanya, dan Nietzsche menyampaikan filsafatnya dengan bahasa sastra. bagi Nitzsche kebenaran yang bersifat jamak hanya bisa tersampaikan lewat sastra

Pemikiran Nietzsche mengenai Tuhan itu ia mengumpamakan seperti mimpi. Ketika kita tidur dan bermimpi, kita seperti berada dalam dunia nyata yang ternyata hanya mimpi. Nietzsce menganggap Tuhan hanya proyeksi dari keterbatasan manusia yang merindukan sebuah kekuatan yang tidak terbatas.

Dalam konsep Tuhan telah mati itu Nithzsche ingin ungkapkan bahwa keberadaan Tuhan tergantung pada sintesis. Tuhan menjadi argumen yang dapat dipertanggungjawabkan hanya terkait dengan waktu, menjadi, sejarah dan manusia. Engan konsepnya Nietzsche kemudian mengajukan konsep kelahiran Tuhan baru. jika Tuhan mati maka manusialah yang akan menjadi Tuhan.


Kesimpulanya dari kedua tokoh diatas memiliki kesamaan pemikiran yaitu Sama2 menjunjung kemanusiaan. Dan keduanya sama-sama memberi kebebasan dalam menjadikan manusia sebagai Tuhan. Akan tetapi kedua aliran tersebut juga memiliki perbedaan yaitu pemikiran Sartre lebih menitik beratkan pada kebebasan manusia dalam segala aspek. Membebaskan segala kehendak apapun yang manusia inginkan. Namun berbeda dengan Nietzsche yang lebih menitik beratkan pemikiranya pada pengkritisan terhadap agama.


No comments: