A.
Eksistensialisme
Jean Paul sartre
Eksistensialisme
Jean Paul Sartre adalah salah satu aliran eksistensialisme yang diciptakan oleh
Jean Paul sartre. Aliran tersebut dipengaruhi oleh 3 pemikiran pokok yaitu
Marxisme, eksistensialisme dan fenomenologi. Eksistensialisme Sartre sebenarnya
bukanlah sebuah aliran akan tetapi sebuah gerakan perlawanan terhadap aliran
filsafat tradisional, yang didalamnya membahas tentang manusia dan kebebasanya
untuk menjadi Tuhan.
Eksistensialisme
Sartre dibagi menjadi 5 bagian. 1. La Nause sebenarnya adalah sebuah judul
novel yang diciptakan oleh Sartre yang menggambarkan seseorang dalam hidupnya
secara tiba-tiba melihat sekelilingnya yang begitu membosankan hingga
menimbulkan rasa mual. Lalu pada saat manusia sadar bahwa dirinya dan seluruh
kenyataanya adalah beban baginya maka seakan-akan diri seorang tersebut merasa
tertindas dan membuat manusia tersebut menjadi mual . itulah yang disebut
Sartre sebagai Nause.
2.
L’etre-en-soi. Arti yang lurus dari etre adalah sesuatu yang ada. Namun sartre mebicarakan
hal ini sebagai realitas. Realitas adalah barang yang ada seperti manusia
mengenal bumi karena manusia hidup di bumi. Jika diterjemahkan dalam istilah
L’Etren-en-soi berarti pengada yang tidak sadar. Dia tidak sadar akan dirinya
sendiri, tidak mampu memikirkan ataupun menganalisis mengaa dia ada.
3.
L’etre-pour-soi.... ? belum
4.
La Liberta berarti merdeka. Sartre menyatakan bahwa manusia dapat menguasai
dirinya ecara bebas.dan menurutnya hidup dan kemerdekaan pada dasarnya adalah
sia-sia belaka.
5.
L’autrui, berbicara mengenai hubungan manusia dengan sesama manusia. Menurut
sartre hal tersebut adalah mutlak dan dalam berhubungan dengan manusia lain
tentu adanya konflik dan oermusuhan yang terjadi secara terus menerus.
B. Filsafat
modern Fredrich Wilhem Nietzsche
Filsafat
Nietzsche ialah filsuf yang berfikir secara unuk dan menyampaikannya secara unik
pula. Keunukanya itu akhirnya menjadikan dirinya begitu istimewa bagi dunia
filsafat. Pemikiranya tak pernah dapat dilepaskan dari latar belakang
kehidupanya. Bahkan, tanpa ragu-ragu dia bercerita tentang kehidupannya di
dalam tulisanya, dan Nietzsche menyampaikan filsafatnya dengan bahasa sastra.
bagi Nitzsche kebenaran yang bersifat jamak hanya bisa tersampaikan lewat
sastra
Pemikiran
Nietzsche mengenai Tuhan itu ia mengumpamakan seperti mimpi. Ketika kita tidur
dan bermimpi, kita seperti berada dalam dunia nyata yang ternyata hanya mimpi.
Nietzsce menganggap Tuhan hanya proyeksi dari keterbatasan manusia yang
merindukan sebuah kekuatan yang tidak terbatas.
Dalam
konsep Tuhan telah mati itu Nithzsche ingin ungkapkan bahwa keberadaan Tuhan
tergantung pada sintesis. Tuhan menjadi argumen yang dapat
dipertanggungjawabkan hanya terkait dengan waktu, menjadi, sejarah dan manusia.
Engan konsepnya Nietzsche kemudian mengajukan konsep kelahiran Tuhan baru. jika
Tuhan mati maka manusialah yang akan menjadi Tuhan.
Kesimpulanya dari
kedua tokoh diatas memiliki kesamaan pemikiran yaitu Sama2 menjunjung
kemanusiaan. Dan keduanya sama-sama memberi kebebasan dalam menjadikan manusia
sebagai Tuhan. Akan tetapi kedua aliran tersebut juga memiliki perbedaan yaitu
pemikiran Sartre lebih menitik beratkan pada kebebasan manusia dalam segala
aspek. Membebaskan segala kehendak apapun yang manusia inginkan. Namun berbeda
dengan Nietzsche yang lebih menitik beratkan pemikiranya pada pengkritisan
terhadap agama.
No comments:
Post a Comment